KONON mitos yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa kemampuan seks pria berkulit hitam lebih "hot" dibandingkan kaum kaukasia atau Asia. Gambaran pria perkasa berkulit gelap kerap dihubungkan dengan pria-pria dari ras tertentu.
Seperti pria dari Timur Tengah, Negro, atau Amerika latin, mereka konon memiliki kemampuan seksual lebih dari rata-rata. Baik dalam hal frekuensi hubungan seks, daya tahan maupun ukuran organ intim. Sesungguhnya, sejauh mana kebenaran mengenai mitos ini?
Hampir sama dengan stereotip pria Arab yang memiliki "keistimewaan" ukuran organ intim, mitos superioritas perilaku seksual pria negro pun dikaitkan dengan hal tersebut.
Menanggapi mitos yang beredar di masyarakat mengenai kemampuan seks pria Timur Tengah, Dr Herdinan Bernard Purba, SpRM, seksolog dari RSCM, menuturkan cara pandangnya.
"Kalau kita lihat panjang penis untuk seluruh pria di dunia ini dalam keadaan tidak terangsang adalah 7,5-9 cm. Sementara dalam keadaan terangsang, alat genital pria akan memanjang hingga mencapai 11-14 cm. Karena itu, tidak benar mitos yang menyebutkan bahwa orang Arab memiliki ukuran lebih dari rata-rata," kata Dr Herdinan kepada okezone.
Mitos yang beredar selama ini, sambungnya, memang dikaitkan dengan fisik orang-orang Arab atau Timur Tengah yang memiliki kelebihan tubuh tinggi besar. Jadi, tak heran kalau banyak orang yang berpikir bahwa organ intim pria Arab itu ukurannya lebih besar dan panjang dari ukuran normal.
Dilanjutkan Dr Herdinan, karena memiliki tubuh yang besar maka dianggap pula memiliki nafsu besar serta potensi seks yang juga besar. Padahal, kepuasan hubungan intim bukan hanya berdasarkan alasan tersebut.
"Kepuasan hubungan seks tergantung pada proses sebelum melakukan hubungan seks, yaitu bagaimana melakukan foreplay dan afterplay untuk menunjukan rasa cinta kasih terhadap pasangan. Selain itu, teknik saat melakukannya," tutur Dr berbadan tinggi besar ini.
Sependapat dengan Dr Herdinan, androlog dari Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP), Dr Anita Gunawan MS SpAnd mengatakan, bahwa gairah seks seseorang tidak bisa dilihat dari ras tertentu.
"Sebenarnya, pria yang berasal dari ras mana pun sama saja, artinya gairah seksual tinggi itu sangat individual. Sehingga tergantung pada orangnya masing-masing. Ada orang yang makannya banyak tapi belum tentu gairah seksualnya tinggi," ungkap Anita, belum lama ini.
Ditambahkan oleh wanita yang menyelesaikan program master di bidang Andrologi Universitas Airlangga, Surabaya itu, kemampuan seksual bisa terbentuk dari sikap seseorang.
"Bila pikiran tenang dan memiliki perasaan mencintai seks, maka akan membuat seorang pria bisa memaksimalkan kemampuannya. Karena kalau seseorang mencintai seks, tentunya dia akan mencurahkan usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut," tukas konsultan rubrik seksualitas di beberapa media di Indonesia itu. (nsa-oz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar