SURVEI membuktikan pria tidak akan keberatan untuk mencoba kontrasepsi. Masalahnya, masa depan kontrasepsi pria justru masih tanda tanya.
Alat kontrasepsi pria masih sedikit variasinya. Yang dikenal secara familier oleh masyarakathanya vasektomi dan kondom. Jadi, wajar saja jika saat ini ada anggapan sedikit pria yang tidak begitu tertarik menggunakan alat kontrasepsi.
Padahal kenyataannya, berdasarkan survei yang dilakukan British Journal of Family Planning, 81 persen pria mengaku mau mencoba kontrasepsi jika diminta pasangannya. Sedangkan survei internasional yang dilakukan pada 4 ribu pria dan wanita menunjukkan bahwa 66 persen pria menyatakan siap mencoba kontrasepsi alternatif jika memang alat kontrasepsi bagi pria sudah ada.
"Soal kontrasepsi, di banyak survei wanita mengaku siap membagi tanggung jawab dengan pria. Hal ini sangat wajar mengingat saat ini dalam segala hal pria dan wanita memang harus saling berbagi," kata Ronald Swerdlof, peneliti dari University of California, Los Angeles.
Masalah kontrasepsi pria memang bukan urusan sepele. Masalah ini sudah jadi masalah yang perlu perhatian khusus para peneliti dunia. Tercatat dari tahun 1990 sampai 2006, telah dilakukan 30 penelitian untuk menemukan kontrasepsi baru buat pria.
Baru-baru ini Columbia University Medical Center tengah melakukan penelitian kontrasepsi bagi pria. Dalam penelitian tersebut, mereka mengujicobakan sebuah obat yang dinamakan BMS-189453. Menurut Professor Wolgemuth dar Columbia University, obat ini sudah dicoba pada seekor tikus jantan.
"Setelah kami coba, obat ini memberikan tanda-tanda positif. Selain itu, tidak kami temukan pengaruh negatif permanen pada tikus tersebut," kata Wolgemuth.
Lebih lanjut Wolgemuth mengatakan, temuan ini merupakan langkah maju. Sebab, ia berencana mencoba ini pada volunteer laki-laki.
Temuan ini diapresisasi positif oleh ahli biologi Sanny Chung. Ia mengatakan, jika nanti hasil uji coba pada manusia berlangsung dengan baik, maka ini merupakan langkah yang bagus baik dunia kesehatan.
"Sekarang laki-laki juga punya peranan yang utama," kata Chung.
Sayangnya, Swerdlof mengatakan obat ini belum bekerja sempurna. Sebab, berdasarkan penelitian lebih lanjut obat ini hanya bekerja dengan baik pada pria sebesar 86 persen. Kenapa 86 persen? Sebab, tidak semua pria bisa menggunakan obat ini.
"Kita masih belum yakin apakah obat ini bisa berpengaruh bagi semua pria. Kita masih meneliti penyebabnya apa," ujar Swerdlof.
Kebuntuan yang dialami Columbia University Medical Center juga pernah dirasakan Institut Riset ANZAC di Sydney Australia. Mereka berhasil menemukan alat kontrasepsi pria berbentuk suntikan.
Penelitian ini sudah dilakukan selama lebih dari 5 tahun. Alat kontrasepsi ini sendiri relatif tidak menimbulkan efek samping. Penelitian selama lima tahun itu dilakukan dengan menyuntikkan hormon dan memasang implant sebagai kontrol kehamilan. Untuk itu, pria yang ingin ikut program keluarga berencana tidak perlu mengonsumsi pil pencegah kehamilan setiap harinya.
Masalahnya, hingga sampai saat ini ketua tim peneliti dari ANZAC, David Handelsman justru belum berani memasarkan ke masyarakat.
(sindo//tty-oz)
Alat kontrasepsi pria masih sedikit variasinya. Yang dikenal secara familier oleh masyarakathanya vasektomi dan kondom. Jadi, wajar saja jika saat ini ada anggapan sedikit pria yang tidak begitu tertarik menggunakan alat kontrasepsi.
Padahal kenyataannya, berdasarkan survei yang dilakukan British Journal of Family Planning, 81 persen pria mengaku mau mencoba kontrasepsi jika diminta pasangannya. Sedangkan survei internasional yang dilakukan pada 4 ribu pria dan wanita menunjukkan bahwa 66 persen pria menyatakan siap mencoba kontrasepsi alternatif jika memang alat kontrasepsi bagi pria sudah ada.
"Soal kontrasepsi, di banyak survei wanita mengaku siap membagi tanggung jawab dengan pria. Hal ini sangat wajar mengingat saat ini dalam segala hal pria dan wanita memang harus saling berbagi," kata Ronald Swerdlof, peneliti dari University of California, Los Angeles.
Masalah kontrasepsi pria memang bukan urusan sepele. Masalah ini sudah jadi masalah yang perlu perhatian khusus para peneliti dunia. Tercatat dari tahun 1990 sampai 2006, telah dilakukan 30 penelitian untuk menemukan kontrasepsi baru buat pria.
Baru-baru ini Columbia University Medical Center tengah melakukan penelitian kontrasepsi bagi pria. Dalam penelitian tersebut, mereka mengujicobakan sebuah obat yang dinamakan BMS-189453. Menurut Professor Wolgemuth dar Columbia University, obat ini sudah dicoba pada seekor tikus jantan.
"Setelah kami coba, obat ini memberikan tanda-tanda positif. Selain itu, tidak kami temukan pengaruh negatif permanen pada tikus tersebut," kata Wolgemuth.
Lebih lanjut Wolgemuth mengatakan, temuan ini merupakan langkah maju. Sebab, ia berencana mencoba ini pada volunteer laki-laki.
Temuan ini diapresisasi positif oleh ahli biologi Sanny Chung. Ia mengatakan, jika nanti hasil uji coba pada manusia berlangsung dengan baik, maka ini merupakan langkah yang bagus baik dunia kesehatan.
"Sekarang laki-laki juga punya peranan yang utama," kata Chung.
Sayangnya, Swerdlof mengatakan obat ini belum bekerja sempurna. Sebab, berdasarkan penelitian lebih lanjut obat ini hanya bekerja dengan baik pada pria sebesar 86 persen. Kenapa 86 persen? Sebab, tidak semua pria bisa menggunakan obat ini.
"Kita masih belum yakin apakah obat ini bisa berpengaruh bagi semua pria. Kita masih meneliti penyebabnya apa," ujar Swerdlof.
Kebuntuan yang dialami Columbia University Medical Center juga pernah dirasakan Institut Riset ANZAC di Sydney Australia. Mereka berhasil menemukan alat kontrasepsi pria berbentuk suntikan.
Penelitian ini sudah dilakukan selama lebih dari 5 tahun. Alat kontrasepsi ini sendiri relatif tidak menimbulkan efek samping. Penelitian selama lima tahun itu dilakukan dengan menyuntikkan hormon dan memasang implant sebagai kontrol kehamilan. Untuk itu, pria yang ingin ikut program keluarga berencana tidak perlu mengonsumsi pil pencegah kehamilan setiap harinya.
Masalahnya, hingga sampai saat ini ketua tim peneliti dari ANZAC, David Handelsman justru belum berani memasarkan ke masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar