Tanpa Seks Panjang Umur, Benarkah?

MANFAAT seks ternyata menimbulkan pro dan kontra. Kalau selama ini kita menganggap bahwa aktivitas seks menyehatkan, ternyata dalam sebuah penelitian yang dilakukan Dr Jens Rolff dan Dr Michael Sivajothy dari Universitas Sheffield, beranggapan lain. Mereka menyebutkan bahwa berhubungan seks bisa memperburuk kesehatan.

Disebutkan dalam penelitian yang dilakukan pada serangga mealform itu, saat mereka kawin akan mengurangi harapan hidup serangga menjadi lebih pendek.

Dikatakan oleh peneliti bahwa hormon yang dilepaskan setelah serangga ini "berkumpul" memengaruhi enzim yang vital untuk memertahankan fungsi sistem kekebalan hewan tersebut. Karena itulah serangga ini lebih rentan kena infeksi dan umur hidupnya juga sebentar. Prinsip yang sama pada serangga ini diaplikasikan pada makluk lain, termasuk manusia.

Mengenai hal itu, Dr Handrawan Nadesul dokter yang juga pengasuh rubrik kesehatan di sejumlah media serta penulis kolom, dan buku ini memiliki cara pandang berbeda. Menurutnya, sudah sejak dulu hubungan intim justru akan membuat orang yang bersangkutan lebih sehat.

Meski demikian, dia menambahkan, hal tersebut berlaku pada orang yang memiliki kondisi sehat. "Melakukan hubungan seksual untuk orang sehat justru akan membuat kondisi jantung membaik. Artinya, performance jantung atau paru-paru jadi baik," kata Nadesul kepada okezone saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (20/5/2008).

Kondisi tersebut, sambungnya, diperoleh karena kondisi endorphin-nya meningkat. Hal itu sama dengan saat orang tertawa lepas. "Kalau bicara pada kondisi orang normal, hubungan intim yang dilakukan mereka justru akan membuat endorphin-nya meningkat. Sehingga organ dalam tubuhnya juga berfungsi baik," jelas penulis buku Sehat Calon Pengantin dan Keluarga Muda, Seputar Seks dan Jurus Sehat Tanpa Ongkos itu.

Sementara itu, bila hubungan intim dilakukan oleh orang yang kondisi kesehatannya tidak normal, maka manfaat seks akan berubah menjadi kebalikannya.

"Kalau bicara orang yang mengidap jantung, maka harus ada pembatasan hubungan intim. Apalagi bila orang yang sakit jantung itu melakukan hubungan intim bukan dengan pasangannya. Maka akan memicu resiko tinggi yang dinamakan kematian di atas perut," ungkapnya. Hal itu, lanjut Nadesul, disebabkan rasa excited yang tinggi.

Jadi anggapan yang menerangkan bahwa tanpa seks dapat panjang umur, menurut Nadesul, tidak benar adanya. Justru sebaliknya, hubungan intim yang dilakukan oleh orang normal akan menyehatkan.

"Sebaiknya intensitas hubungan seksual yang dilakukan oleh orang normal sesering mungkin sesuai kesepakatan dua belah pihak," pungkas peraih penghargaan sebagai penulis surat kabar peduli kesehatan yang diperoleh dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, delapan tahun silam itu. (nsa-oz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar