Bercinta yang Aman Saat Istri Hamil Tua

KEINTIMAN hubungan pasangan suami istri (pasutri) saat sang istri tengah hamil tua dengan kondisi perut yang membesar, akan berbeda dari sebelumnya. Hal ini sering terjadi lantaran sang suami atau istri merasa takut untuk melakukan kegiatan bercinta.

Mengenai hal itu, psikolog dari Jagadnita Consulting, Dra Clara Istiwidarum K, MA, CPBC, mengungkapkan alasannya. Menurutnya hal itu sering terjadi lantaran secara psikologi pasutri merasakan kekhawatiran yang berlebihan untuk melakukannya.

"Berhubungan intim saat istri tengah hamil besar bila dilihat secara medis sebetulnya baik dilakukan untuk menunjang proses kelahiran. Perasan khawatir itu bisa muncul dari pasangannya atau penolakan dari calon ibu yang merasa badannya besar," ucap Clara ketika dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, Minggu (14/9/2008).

Nah, untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman di antara pasutri, sambung Clara, hal utama yang harus dilakukannya ialah menerapkan komunikasi terbuka dengan pasangan.

"Hubungan intim itu harus dibicarakan terbuka dan jujur sejak awal perkawinan. Artinya, saat awal mulai mengeksplorasi gaya bercinta apakah keduanya dapat saling memuaskan atau tidak. Di sini harus adanya saling keterbukaan dan mau mengutarakan agar kebahagiaan dan pengungkapan rasa cinta dan sayang dapat diterima dengan baik," papar psikolog dari curhat.com ini.

Masih menurut Clara, ketika kandungan seorang wanita sudah semakin besar, kondisi fisik dapat memberi pengaruh terhadap hubungan intim. Tapi kalau dibicarakan secara terbuka, nyaman, dan jujur, semua kendala itu dapat dilalui.

"Untuk lebih amannya lagi dapat berkonsultasi dengan dokter kondungan terlebih dahulu, jadi rasa khawatir itu bisa terjawab. Selain itu, pasutri dapat mengetahui posisi tertentu yang harus dihindari, sehingga kegiatan di atas ranjang tidak berhenti sama sekali," papar penulis buku Keluargaku, Permataku, Seks, Es Krim, dan Kopi Susu serta Ngobrolin Seks di Ruang Keluarga itu.

Lain halnya bila pasutri merasa enggan berhubungan seksual saat istri tengah berbadan dua dengan kondisi kesehatan yang terganggu. Sehingga mereka tidak dapat melakukan rutinitas di atas ranjang. Psikolog yang mengambil gelar S2-nya di usia 40 tahun itu pun unjuk bicara.

"Kalau semua itu sudah saling disepakati karena memang kekhawatiran itu bukan sekadar rasa khawatir semata, tapi karena harus hati-hati terkait kesehatan pasangannya, berhubungan badan pun dapat diganti dengan aktivitas lain yang sama-sama menyenangkan. Semisal ciuman atau petting, terpenting keduanya dapat menikmatinya dengan maksimal," tutur Clara.

Menurutnya lagi, komunikasi yang terbuka dengan pasangan memang menjadi kunci utama hubungan pasutri. Saat komunikasi terjalan baik, maka apapun masalahnya dapat teratasi. Sementara kebalikannya, saat komunikasi tidak terjalin baik, salah satu pasangan dapat merasa tidak dihargai.

"Kalau tidak sama-sama jujur atau terbuka, maka salah satu pasangan dapat merasa sakit hati, tidak bahagia, dan tidak dihargai. Hal itu disebabkan dia merasa hanya sebagai pemuas nafsu belaka," tandasnya. (nsa-oz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar